Sebagai Gubernur, Inilah Harapan Irwandi Yusuf

Advertisement
Manis Berbagi- Pesta demokrasi telah selesai. Sekarang, rakyat Aceh secara resmi telah memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur yang dilantik pada 5 Juli 2017. Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah akan memimpin Aceh selama lima tahun ke depan. Karena pesta demokrasi sudah selesai, maka sudah sepantasnya semua pihak, tanpa pengecualian, memberikan dukungannya pada kepemimpinan Gubernur dan Wakilnya demi pembangunan Aceh yang bermartabat.

Bagi pihak yang kalah, seyogianya menerima kekalahannya secara lapang dada dan tidak memperpanjang lagi kompetisi yang sudah selesai itu. Hal tersebut demi terwujudnya masyarakat Aceh yang adil, makmur dan sejahtera. Tanpa dukungan dari semua pihak, sangat sulit bagi pemimpin baru Aceh untuk merealisasikan visi dan misinya, sebagaimana yang telah dijanjikan pada musim kampanye dulu.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan selamat kepada Bapak Gubernur Aceh dan Wakilnya yang baru saja dilantik, semoga keduanya mampu mengemban amanah yang berat ini untuk membangun Aceh dan mengejar ketertinggalannya dari provinsi-provinsi lain. Selain ucapan selamat, penulis dalam artikel singkat ini, juga ingin menyampaikan beberapa harapan kepada keduanya, meskipun mungkin harapan tersebut sudah ada dalam konsep tim RPJM yang telah dibentuk dan bekerja jauh-jauh hari sebelum pelantikan. Tetap harmonis Harapan pertama adalah bahwa antara Bapak Gubernur dan Wakilnya harus memiliki komitmen untuk tetap langgeng, harmonis dan akur hingga lima tahun ke depan. Rakyat telah banyak menyaksikan pasangan pimpinannya, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, berakhir secara tidak baik karena diuji dengan kepentingan politik di tingkat nasonal atau dengan berbagai kepentingan lain yang datang belakangan. Komitmen ini dianggap penting karena menjadi sebuah barometer bahwa pasangan gubernur dan wakilnya benar-benar ingin mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Aceh ini ibarat sebuah keluarga besar yang dipimpin oleh sepasang suami-isteri yang masing-masing berperan sebagai ayah dan ibu bagi anak-anaknya. Apabila sepasang suami-isteri itu akur atau harmonis, maka mereka bisa fokus untuk membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Namun jika mereka berdua tidak akur, maka secara otomatis anak-anaknya terbengkalai dan tumbuh kembang mereka pun menjadi terkendala. Demikian juga rakyat Aceh, tentu mereka tidak ingin menjadi anak-anak broken home akibat kedua orang tuanya yang tidak akur. Oleh karena itu, kita berharap agar pasangan Irwandi dan Nova Iriansyah bisa tetap bertahan secara akur dan harmonis hingga akhir masa jabatannya.

Harapan kedua adalah bahwa kedua pasangan Gubernur dan Wakilnya sepatutnya membangun Aceh dengan hati nurani, bukan dengan hawa nafsu pribadi atau golongan. Apabila pembangunan Aceh didasarkan hawa nafsu para elite politik, maka mustahil kesejahteraan dan keadilan sosial akan tercapai. Semua orang tahu bahwa hawa nafsu tidak akan pernah puas dengan materi yang telah diperoleh. Oleh karena itu, apabila pembangunan Aceh didasarkan hawa nafsu, maka APBA misalnya, hanya menjadi lahan basah untuk saling berbagi di kalangan elite politik, sehingga rakyat Aceh tidak dapat merasakan manfaat dari APBA tersebut, meskipun anggarannya lebih besar bila dibandingkan dengan provinsi lain.

Namun apabila pembangunan Aceh diasaskan pada hati nurani para penguasa, maka pembangunan tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. Membangun dengan hati nurani cenderung lebih sukses karena akan selalu mengedepankan kebutuhan real rakyat di lapangan, bukan kebutuhan para elite politiknya. Pembangunan model ini akan memosisikan rakyat sebagai raja yang harus diurus dan diberikan pelayan yang prima, sementara para elite politik diposisikan sebagai babu atau pelayan.

Dengan demikian, kalau pembangunan berdasarkan hati nurani, maka kesejahteraan rakyat akan menjadi tujuan utama yang ingin dicapai, sedangkan pembangunan berdasarkan hawa nafsu tujuan utamanya adalah untuk mensejahterakan para elite politik. Kedua model pembangunan ini tidak akan pernah bisa bertemu karena perbedaan arah dan tujuan.

Harapan selanjutnya kepada Gubernur dan Wakilnya adalah hendaknya mereka berdua menjadi contoh teladan bagi bawahannya serta seluruh rakyat Aceh. Diakui atau tidak, bahwa Aceh hari ini tidak memiliki seorang tokoh yang bisa menjadi contoh teladan bagi seluruh lapisan masyarakat. Keberadaan tokoh yang bisa dijadikan sebagai contoh teladan yang baik ini menjadi hal yang sangat penting dalam melaksanakan pembangunan Aceh ke depan. Dengan adanya tokoh seperti ini, maka model pembangunan di Aceh mampu diterapkan dengan sistem top down (atas ke bawah), bukan bottom up (bawah ke atas).

Para elite politik harus memperbaiki diri mereka terlebih dulu sebelum mengurus rakyatnya. Mustahil rasanya kalau perubahan itu dimulai dari kalangan bawah lalu diikuti oleh kalangan atas. Oleh karena itu, gubernur dan wakilnya serta para pejabat SKPA harus mengawali perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berikanlah contoh teladan yang baik kepada rakyat Aceh, sehingga perubahan ke arah yang lebih baik akan diikuti oleh rakyat. Jangan pernah berharap perubahan itu dimulai dari rakyat, jika para elite politiknya masih mempertontonkan sikap dan pola hidup yang tidak baik.

Harapan terakhir

Harapan terakhir, semoga di masa kepemimpinan Irwandi dan Nova Iriansyah seluruh lapisan rakyat Aceh diberikan wadah untuk menyampaikan keluh kesah, kritik, saran dan masukan demi mendapatkan informasi yang penting dalam proses pembangunan. Wadah ini harus bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat dan harus dievaluasi oleh SKPA yang berkaitan. Bisa saja dengan kecanggihan teknologi informasi yang sudah serba canggih dewasa ini, wadah ini berupa website khusus atau bisa saja menggunakan media sosial yang dikelola secara profesional.

Selama ini, rakyat tidak memiliki wadah untuk menyampaikan keluh kesahnya, sehingga para pemimpin tidak pernah merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Seolah-olah ada jurang yang memisahkan antara rakyat dengan pemimpinnya. Oleh karena itu, mari kita hilangkan jurang pemisah tersebut, sehingga rakyat dan pemimpinnya bisa bersatu dalam satu wadah itu.

Semoga saja kepemimpinan Gubernur Irwandi dan Wakilnya Nova Iriansyah mendapatkan restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga mereka berdua sanggup mengantarkan rakyat Aceh ke dalam kehidupan yang bermartabat, sejahtera dan berkeadilan. Selamat bekerja dan selamat menjadi pelayan rakyat Aceh!

Sumber: http://aceh.tribunnews.com
Penulis: Dr. Zulhelmi, MH.Sc., Dosen UIN Ar-Raniry dan Pengurus Wilayah KAHMI Aceh. Email: zulhelmi@ar-raniry.ac.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebagai Gubernur, Inilah Harapan Irwandi Yusuf"

Posting Komentar